Selasa, 02 Oktober 2012

Hasil Diskusi Kelompok Terhadap Bab 2 Teori-teori Belajar Awal

Kelompok 5

Lisa Chairani                  10-015
Juannita Sari Br. Tarigan 10-019
Christian Yosie               10-099
Christin Siahaan             10-107


Berikut merupakan hasil diskusi kelompok kami terhadap Bab 2 Teori-teori Belajar Awal.

TEORI BELAJAR AWAL 

Pengkondisan Klasik dan Koneksionisme 

Di awal abad ke-20, displin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respons menjadi perspektif dominan. asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhanan dari perilaku dan proses belajar adalah perubahan behavioral.
            Pengkondisian refleks dalam eksperimen Bekheterev dan Pavlov merefleksikan asumsi ini dan mendemonstrasikan bahwa relasi natural antara stimulus dan refleks yang terasiosasikan dapat diubah. riset ini memuat asumsi bahwa sebab-sebab dari perilaku yang kompleks akan dapat diungkap. 
            Melatih Refleks untuk merespons stimulus baru membutuhkan pemaangan berulang kali anatar stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks. Sebagai hasilnya, stimulus yang dikondisikan (CS) akan menimbulkan respons yang dikondisikan (CR). Ini disebut pengkondisian klasik. Model ini menjelaskan respon hewan terhadap petunjuk atau isyarat yang diasosiasikan dengan bahaya dan identifikasi metode untuk menghadapi reaksi maladaptif paa hewan dan manusia. Selain itu,  model ini menjelaskan perkembangan conditional compensatory responses (CCRs) terhadap petunjuk ebelum pemberian obat dalam latar yang biasa untuk pemberian obat. Fenomena ini menjelaskan toleransi pbat dan overdosis obat. 

contoh pengkondisian klasik 

Relasi Pra-Eksperimental
(“Alamiah”)
Percobaan Eksperimental
Relasi Pasca-eksperimental (Dikondisikan)
Unconditioned Stimulus (UCS)
Respons Refleks (UCR)
Stimuli yang dipasangkan
Respons Refleks
Conditioned Stimulus (CS)
Conditioned Reflex (CR)
Makanan
Salivasi
( keluarnya air liur )
Makanan Suara garpu
Salivasi
Suara garpu
Salvias
Tiupan angin
Kedipan Mata
Tiupan angin Cahaya terang
Kedipan mata
Cahaya terang
Kedipan mata
Setrum listrik
Retraksi Jari
Setrum Pengaget
Retraksi jari
Pengaget
Retraksi jari


Koneksionisme Edward Thorndike 

Riset Thorndike terhadap hewan adalah meneliti perilaku mandiri hewan, bukan reaksi refleksnya. Setelah melihat makin cepatnya hewan berhsil mencapai makanan, dia menyimpulkan bahwa respons yang tepat "tertanam" melalui asosiasi dengan akses ke makanan, yakni suatu keadaan yang memuaskan (hukum efek). Risetnya tentang transfer belajar mengindikasikan bahwa training pada tugas tertentu hanya memfasilitasi belajar pada tugas yang sama, dan bahwa mata pelajaran sekolah yang sulit tiak berfungsi sebagai latihan mental untuk memperkaya keterampilan berpikir. 
            Dua pendekatan belajar lainnya, yang diseut teori S-R, dikembangkan oleh Clark Hull dan Edwin Guthrie. Hull mendeskripsikan penguatan sebagai pemenuhan kebutuhan biologis dan Guthrie mengidintifikasikan prinsip belajar tunggal, asosisi atau kontiguitas dari stimulus dn respons.

Psikologi Gestalt 
 
Psikologi Gestalt memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah. Mungkin yang paling terkenal adalah konsep pemahaman (wawaan), yang melibatkan reorganisasi persepsi seseorang untuk "melihat" solusi. Analisis kontemporer mengindikasikan bahwa pemahaman kreatif pada masalah baru memerlukan kerja keras dan riset, periode inkubasi, momen wawasan dan pengkajian lebih lanjut. Dalam kehidupan sehari-hari, wawasan terhadap masalah mungkin diperoleh lewat pengaturan kembali beberapa aspek dari persoalan, elaborasi, dan relaksasi pembatas. 

            Kontribusi lain dari psikologi Gestalt adalah pembedaan or Wurtheimer atas belajar arbitrer (tanpa makna) dan belajar bermakna dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemecahan masalah. Di dalamnya, pengidentifikasian masalah untuk menyusun solusi yang meiliki nilai fungsional,  peran penemuan pemecahan masalah yang bermakna dengan panduan dan menghindari pemabatasan pemecahan masalah. Hal-hal yang membatasi itu antara lain adalah kekakuan fungsional, yakni ketidakmampuan untuk melihat elemen-elemen dari masalah dengan cara baru, dan bellengu masalah yakni kekakuan dalam memecahkan masalah. Perkembangan lainnya adalah aplikasi konsep Gestalt ke formasi kelompok sosial dan motivasi serta konsep belajar laten. Jadi perbandingan antara teori Behaviorisme dan Psikologi Gestalt adalah cara pandang filosofis tentang belajar dalam hal identifikasi prinsip yang dapat diuji, pengandalan pada observasi untuk verifikasi, dan aplikasi prinsip ke situasi yang nyata. Kedua teori ini mengilustrasikan perkembangan pengetahuan melalui pengukuran yang akurat dan riset dalam kondisi yang terkontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar