Kamis, 20 Desember 2012

Kajian Terhadap Perbandingan Pemberian Tugas


Pemberian tugas pada perkuliahan merupakan hal yang biasa. Pada setiap mata kuliah pasti ada tugas yang di berikan supaya mahasiswa sebelum atau setelah perkuliahan menjadi lebih paham dengan materi yang akan atau telah di berikan oleh dosen. Tugas biasanya juga dapat menjadi pengganti ujian. Seperti pada mata kuliah Psikologi belajar yang merupakan mata kuliah pilihan di semester 5 ini, pemberian dan pengerjaan tugas sangat berbeda dengan mata kuliah lainnya.
Di mata kuliah Psikologi belajar ini kami di berikan banyak sekali tugas yang menyenangkan oleh Ibu Dina, dimana salah satunya ia memberikan kami tugas dalam bentuk stimulus berupa kertas dan kami harus membuat respon berupa hasil sekreatif mungkin, pembahasan mengenai teori belajar yang langsung di aplikasikan, melakukan praktik langsung ke lapangan untuk observasi berkaitan dengan tugas yang di berikan Ibu Dina dan hasil pengerjaannya langsung di posting melalui sosial media berupa Blog. Kemudahan Informasi yang di dapat untuk pengerjaan tugas pun sangat mudah karena jika pada pertemuan tatap muka di kelas kita masih kurang paham tentang tugas dan pengerjaannya maka kita dapat bertanya kembali melalui sosial media Facebook yang akan di jawab secara langsung. Jika di bandingkan dengan tugas pada mata kuliah lainnya yang biasanya di suruh untuk menerjemahkan isi buku yang sangat tebal dan membuat mahasiswa tersebut sampai tidak tidur semalaman, membuat makalah dengan ketentuan harus murni yaitu hasil pemikiran dan analisa sendiri, tidak boleh copy paste dari internet, tidak  boleh sama dengan teman serta mencantumkan beberapa jurnal di dalamnya dan  Presentasi. 
Hal ini sangat membosankan, bukan hanya satu mata kuliah yang begitu bahkan banyak dan sangat monoton. Memang sih seharusnya tugas kuliah itu jangan di pandang sebagai kewajiban namun harus di anggap sebagai kebutuhan agar pada saat pengerjaannya tidak ada rasa keterpaksaan. Namun jika mahasiswa harus di hadapkan dengan tugas yang itu-itu saja, suatu saat pasti akan mengalami kejenuhan. Berbeda sekali dengan mata kuliah psikologi belajar ini yang mengajarkan kami untuk bertanggung jawab, Melihat tugas itu sangat menyenangkan karena metode pembelajaran berbeda-beda dan adanya pemberian reward juga.  
 

      Perbandingan tugas ini dapat dikaitkan dengan teori lima asumsi tentang desain pembelajaran Gagne yaitu :
v  Pembelajaran harus di rancang
Pada beberapa mata kuliah lainnya, pembelajaran terlihat sangat monoton dan metode yang di gunakan tidak ada inovasinya seperti : membuat makalah dan presentasi. Pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen hanya berupa metode ceramah serta buku yang di gunakan selalu berbahasa asing. Jika dibandingkan dengan mata kuliah psikologi belajar tentu perbedaannya sangat signifikan, pembelajaran itu sudah di rancang dengan baik. Metode, tugas (stimulus-stimulus yang di berikan selalu berbeda) sehingga membuat mahasiswa merasa asyik menjalani pembelajaran ini. Di tambah lagi dengan penggunaan buku yang berbahasa Indonesia.
v  Dosen harus merencanakan pelajaran harian
Pada mata kuliah Psikologi belajar setiap minggunya melakukan atau membahas teori yang berbeda-beda dengan metode yang berbeda- beda pula contohnya pada saat kami pertama kali mendapatkan tugas yaitu :pada BAB I yang membahas mengenai tinjauan, kami membahasnya (di berikan tugas oleh Ibu Dina) dengan cara membuat mind map. Pada mata kuliah lainnya biasanya setiap minggu hanya di suruh   presentasi bergantian oleh setiap kelompoknya dan setelah selesai presentasi hanya di lakukan tanya jawab dan itu sangat membosannkan.
v  Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekedar saja
Fakultas Psikologi, mahasiswa dan mahasiswinya terkenal pandai berbicara. Maka dari itu mungkin metode perkuliahan yang di pakai di setiap mata kuliah cenderung sama yaitu presentasi dan ceramah, tetapi hal ini sebaiknya harus di kaji ulang karena pembelajaran ini seperti tidak di kembangkan secara sistematis dan harus melihat aspek-aspek apa saja yang harus di perhatikan. Pada mata kuliah psikologi belajar juga ada di berikan waktu bagi mahasiswa/i untuk mengutarakan apa saja yang di ingat tentang teori yang telah di pelajari, Ibu Dina juga sering memanggil nama dan menyuruh kami berbicara, hal ini juga sangat efektif jika memang ingin melatih keterampilan berbicara mahasiswa.
v  Pembelajaran harus di desain menggunakan pendekatan sistem
Pendekatan sistem yang di maksud adalah pemilihan komponen yang terorganisir, yaitu menggunakan data, informasi dan prinsip teoritis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaannya. Mata kuliah Psikologi belajar biasanya setiap ada tugas selain harus memahami teori-teori yang di bahas pasti selalu ada pengaplikasian terhadap teori tersebut seperti pada saat kami membahas teori kondisi belajar Robert Gagne, kami langsung praktik ke lapangan yaitu berkungjung ke salah satu sekolah SMK yang ada di kota Medan dan mengobservasi sistem pembelajaran di sekolah tersebut sedangkan pada mata kuliah lainnya biasanya hanya kebanyakan teori, namun penerapannya sangat kurang bahkan tidak ada. 
Seperti pada mata kuliah sosial di semester 5 ini banyak sekali membahas tentang kehidupan di sekitar kita seperti anak jalanan dan lain-lain. Sebenarnya hal inikan bisa di jadikan sebagai bahan untuk terjun langsung ke lapangan. Bukan hanya mendengarkan ceramah dosen, membuat tugas makalah dan presentasi, hal inilah yang seharusnya dilakukan cek ulang dan perubahan sangat di perlukan.
v  Desain pembelajaran harus di dasarkan pada cara manusia belajar
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia memiliki bermacam-macam perasaan yaitu sedih, bahagia, takut, marah, bosan dan lain-lain. Pada mata kuliah Psikologi Belajar mahasiswa merasakan perasaan yang menyenangkan sekali. Saat belajar menjadi berlalu begitu cepat karena sangat di nikmati. Semuanya terasa komplit, pada saat pengerjaan tugas, pengaplikasian tugas, metode pembelajarannya, media yang di gunakan untuk belajar sangat berbeda. Seperti pada saat kami melakukan ujian tengah semester kami di berikan tugas untuk membuat salah aplikasi dari salah satu teori belajar dan digunakan untuk di dalam kelas. 
Hal ini di maksudkan sebagai pengganti Ujian Tengah Semester tersebut. kami mempraktikkan  aplikasi tersebut di dalam kelas. Keberuntungan menghampiri kelompok saya, kelompok saya mendapatkan giliran untuk mempraktikkan tugas tersebut yaitu berupa yel-yel dan hal tersebut sangat menyenangkan. Lain lagi pada saat kami membahas bab II mengenai teori-teori belajar awal di sini Ibu Dina memberikan tugas untuk menonton sebuah film dan membahas film tersebut. Hal ini terbukti  membuat kami menjadi lebih paham tentang pembahasan teori belajar awal tersebut.  Di bandingkan dengan mata kuliah lainnya tugas yang di berikan hanya membuat makalah dan melakukan presentasi hal ini sangat membosankan dan monoton. Perasaan yang di kelurkan hanya rasa jenuh, bosan, kesal bahkan stress.
       Harapan saya semoga saja pada mata kuliah lainnya hal ini dapat di terapkan yaitu Belajar itu tidak perlu monoton tetapi bisa menggunakan metode-metode yang telah di terapkan pada psikologi belajar. Agar kami bisa merasakan bahwa mengerjakan tugas itu  sebenarnya sangat menyenangkan dan merasakan manfaatnya setelah memasuki dunia kerja nantinya.


Rabu, 19 Desember 2012

Ujian Akhir Semester Psikologi Belajar T.A 2012/2013 : Pembahasan Berkaitan dengan Perbandingan Pemberian Tugas pada Mata Kuliah Psikologi Belajar dengan Mata Kuliah Lain di Semester V


Pemberian tugas pada perkuliahan merupakan hal yang biasa. Pada setiap mata kuliah pasti ada tugas yang di berikan supaya mahasiswa sebelum atau setelah perkuliahan menjadi lebih paham dengan materi yang akan atau telah di berikan oleh dosen. Tugas biasanya juga dapat menjadi pengganti ujian. Seperti pada mata kuliah Psikologi belajar yang merupakan mata kuliah pilihan di semester 5 ini, pemberian dan pengerjaan tugas sangat berbeda dengan mata kuliah lainnya. Di mata kuliah Psikologi belajar ini kami di berikan banyak sekali tugas yang menyenangkan diantaranya adalah Ibu Dina yang memberikan kami stimulus berupa kertas dan kami harus membuat respon berupa hasil sekreatif mungkin, pembahasan mengenai teori belajar yang langsung di aplikasikan, melakukan praktik langsung ke lapangan untuk observasi berkaitan dengan tugas yang di berikan Ibu Dina dan hasil pengerjaannya langsung di posting melalui sosial media berupa Blog. Kemudahan Informasi yang di dapat untuk pengerjaan tugas pun sangat mudah karena jika pada pertemuan tatap muka di kelas kita masih kurang paham tentang tugas dan pengerjaannya maka kita dapat bertanya kembali melalui sosial media Facebook yang akan di jawab secara langsung. Jika di bandingkan dengan tugas pada mata kuliah lainnya yang biasanya di suruh untuk menerjemahkan isi buku yang sangat tebal dan membuat mahasiswa tersebut sampai tidak tidur semalaman, membuat makalah dengan ketentuan harus murni yaitu hasil pemikiran dan analisa sendiri, tidak boleh copy paste dari internet, tidak  boleh sama dengan teman serta mencantumkan beberapa jurnal di dalamnya dan  Presentasi. Hal ini sangat membosankan, bukan hanya satu mata kuliah yang begitu bahkan banyak dan sangat monoton. Memang sih seharusnya tugas kuliah itu jangan di pandang sebagai kewajiban namun harus di anggap sebagai kebutuhan agar pada saat pengerjaannya tidak ada rasa keterpaksaan. Namun jika mahasiswa harus di hadapkan dengan tugas yang itu-itu saja, suatu saat pasti akan mengalami kejenuhan. Berbeda sekali dengan mata kuliah psikologi belajar ini yang mengajarkan kami untuk bertanggung jawab, Melihat tugas itu sangat menyenangkan karena metode pembelajaran berbeda-beda dan adanya pemberian reward juga.

Perbandingan tugas ini dapat dikaitkan dengan teori lima asumsi tentang desain pembelajaran Gagne yaitu :
v  Pembelajaran harus di rancang
Pada beberapa mata kuliah lainnya, pembelajaran terlihat sangat monoton dan metode yang di gunakan tidak ada inovasinya seperti : membuat makalah dan presentasi. Pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen hanya berupa metode ceramah. Serta buku yang di gunakan selalu berbahasa asing. Jika di bandingkan dengan mata kuliah psikologi belajar tentu perbedaannya sangat signifikan, pembelajaran itu sudah di rancang dengan baik. Metode, Tugas (stimulus-stimulus yang di berikan selalu berbeda) sehingga membuat mahasiswa merasa asyik menjalani pembelajaran ini. Di tambah lagi dengan penggunaan buku yang berbahasa Indonesia.
v  Dosen harus merencanakan pelajaran harian
Pada mata kuliah Psikologi belajar setiap minggunya melakukan atau membahas teori yang berbeda- beda dengan metode yang berbeda- beda pula contohnya pada saat kami pertama kali mendapatkan tugas yaitu pada BAB I yang membahas mengenai tinjauan, kami membahasnya (di berikan tugas oleh Ibu Dina) dengan cara membuat Mind Map. Pada mata kuliah lainnya biasanya setiap minggu hanya di suruh presentasi bergantian oleh setiap kelompoknya dan setelah selesai presentasi hanya di lakukan tanya jawab, dan itu sangat membosannkan.
v  Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekedar saja
Fakultas Psikologi, mahasiswa dan mahasiswinya terkenal pandai berbicara. Maka dari itu mungkin metode perkuliahan yang di pakai di setiap mata kuliah cenderung sama yaitu presentasi dan ceramah, tetapi hal ini sebaiknya harus di kaji ulang karena pembelajaran ini seperti tidak di kembangkan secara sistematis dan harus melihat aspek-aspek apa saja yang harus di perhatikan. Pada mata kuliah psikologi belajar juga ada di berikan waktu bagi mahasiswa/i untuk mengutarakan apa saja yang di ingat tentang teori yang telah di pelajari, Ibu Dina juga sering memanggil nama dan menyuruh kami berbicara, hal ini juga sangat efektif jika memang ingin melatih keterampilan berbicara mahasiswa.
v  Pembelajaran harus di desain menggunakan pendekatan sistem
Pendekatan sistem yang di maksud adalah pemilihan komponen yang terorganisir yaitu menggunakan data, informasi dan prinsip teoritis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaannya. Mata kuliah Psikologi belajar biasanya setiap ada tugas selain harus memahami teori-teori yang di bahas pasti selalu ada pengaplikasian terhadap teori tersebut seperti pada saat kami membahas teori kondisi belajar Robert Gagne, kami langsung praktik ke lapangan yaitu berkungjung ke salah satu sekolah SMK yang ada di kota Medan dan mengobservasi sistem pembelajaran di sekolah tersebut sedangkan pada mata kuliah lainnya biasanya hanya kebanyakan teori, namun penerapannya sangat kurang bahkan tidak ada. Seperti pada mata kuliah sosial di semester 5 ini banyak sekali membahas tentang kehidupan di sekitar kita seperti Anak jalanan dan lain-lain. Sebenarnya hal inikan bisa di jadikan sebagai bahan untuk terjun langsung ke lapangan. Bukan hanya mendengarkan ceramah dosen, membuat tugas makalah dan presentasi, hal inilah yang seharusnya dilakukan cek ulang dan perubahan sangat di perlukan.
v  Desain pembelajaran harus di dasarkan pada cara manusia belajar
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia memiliki bermacam-macam perasaan yaitu Sedih, Bahagia, Takut, Marah, Bosan dan lain-lain. Pada mata kuliah Psikologi Belajar Mahasiswa merasakan perasaan yang menyenangkan sekali. Saat belajar menjadi berlalu begitu cepat karena sangat di nikmati. Semuanya terasa komplit, pada saat pengerjaan tugas, pengaplikasian tugas, metode pembelajarannya, media yang di gunakan untuk belajar sangat berbeda. Seperti pada saat kami melakukan ujian tengah semester kami di berikan tugas untuk membuat salah aplikasi dari salah satu teori belajar dan di gunakan untuk di dalam kelas. Hal ini di maksudkan sebagai pengganti Ujian Tengah Semester tersebut. kami mempraktikkan aplikasi tersebut di dalam kelas. Keberuntungan menghampiri kelompok Saya, kelompok Saya mendapatkan giliran untuk mempraktikkan tugas tersebut yaitu berupa yel-yel dan hal tersebut sangat menyenangkan. Lain lagi pada saat kami membahas bab II mengenai teori-teori belajar awal di sini Ibu Dina memberikan Tugas untuk menonton sebuah Film dan membahas film tersebut. Hal ini terbukti membuat kami menjadi lebih paham tentang pembahasan teori belajar awal tersebut.  Di bandingkan dengan mata kuliah lainnya tugas yang di berikan hanya membuat makalah dan melakukan presentasi hal ini sangat membosankan dan monoton. Perasaan yang di kelurkan hanya rasa jenuh, bosan, kesal bahkan stress.
Harapan saya semoga saja pada mata kuliah lainnya hal ini dapat di terapkan yaitu Belajar itu tidak perlu monoton tetapi bisa menggunakan metode-metode yang telah di terapkan pada psikologi belajar. Agar kami bisa merasakan bahwa mengerjakan tugas itu  sebenarnya sangat menyenangkan dan merasakan manfaatnya setelah memasuki dunia kerja nantinya.

Minggu, 09 Desember 2012

Hasil Observasi SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN


A.   Data Observer
Nama Observer                                               : Juannita Sari Br. Tarigan
Nim Observer                                                  : 101301019
Kelas yang diobservasi                                     : X MM3 (Mother Boad Room)
Mata Pelajaran                                                 : Perakit Personal Komputer
Nama Guru yang Mengajar                               : Pandi
Waktu Mengobservasi                                      : 11.55 – 12.25
Durasi Observasi                                              : 30 Menit
Jumlah Siswa dalam Kelas                                : 21 Orang
Media Pembelajaran yang digunakan Guru        : Laptop
Media Pembelajaran yang digunakan Siswa       : Laptop dan Modem Pribadi
Situasi Fisik Kelas                                             :
Kelas berbentuk Persegi Panjang dan dinding kelas dibatasi dengan triplek karena sekolah dalam proses perbaikan. Terdapat beberapa fasilitas seperti :

·         Televisi                        : 1 buah
·         Whiteboard                 : 1 buah
·         Kursi dan Meja           : 25 buah
·         AC                             : 1 buah
·         Kipas Angin                : 1 buah
·         Jam dinding                 : 1 buah
Alat Observasi            : Buku , Pena
B.   Observasi
Tabel 5.7 Sebagai Panduan untuk Melakukan Observasi (Analisis)
Tahapan
Deskripsi
Persiapan Belajar
Observer mempersiapkan dan mengumpulkan informasi dan konsep yang akan di gunakan untuk melakukan observasi di dalam kelas
Pemerolehan dan Kinerja
Observer mengobservasi dan mendapatkan umpan balik
Transfer Belajar
Observer menganalisis hasil observasinya dan membuat laporan observasinya

Tabel 5.3 Sebagai Kerangka Acuan dalam Melakukan Observasi (Laporan)
Tahapan
Praktek di dalam kelas
Hasil Observasi
Persiapan Belajar :
Ø  Memerhatikan
Ø  Harapan
Ø  Pengambilan Kembali
-
Guru mengarahkan siswa dengan cara memberikan stimulus berupa ucapan dan pembentukan kelompok yang terdiri dari 7 murid di setiap kelompoknya. Setiap kelompok akan mendapat giliran untuk di ajarkan  penyatuan sstem jaringan namun kelompok yang belum mendapat giliran malah melakukan kegiatan masing-masing yaitu bercerita, buka Facebook, melihat foto dan banyak siswa yang keluar masuk saat jam pelajaran
Akuisi dan Kinerja :
Ø  Persepsi selektif terhadap stimulus
Ø  Pengkodean semantik
Ø  Pengambilan kembali dan respons
Ø  Penguatan

Beberapa siswa kurang peka terhadap stimulus yang di berilakan oleh Guru. Guru mentransfer informasi dengan cara mendatangi setiap kelompok yang telah di bentuk untuk mempraktekkan tugas penyatuan sistem jaringan.
Transfer Belajar :
Ø  Pengambilan petunjuk
Ø  Kemampuan generalisasi

Beberapa siswa berhasil mempraktikkan tugas tersebut tetapi ada beberapa siswa juga yang tidak bisa mempraktikkannya karena  mereka tidak membawa media pembelajaran yaitu : laptop maupun modem. Namun, secara keseluruhan siswa dapat mengapklikasikan penyatuan sistem jaringan tersebut.

C.   Testimoni
Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, ada beberapa tahapan yang kurang di terapkan baik pada guru maupun siswa kelas X MM3 (Mother Boad Room) di SMK Tritech Informatika Medan. Siswa kurang peka terhadap stimulus yang telah di berikan oleh Guru, Guru juga terkesan kurang perduli dengan respon siswa dan membuat cara belajar mereka menjadi tidak kondusif. Tetapi secara keseluruhan kemampuan generalisasi telah tercapai yaitu  siswa dapat mengapklikasikan penyatuan sistem jaringan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan  Sembilan tahapan belajar dari teori Robert Gagne. Saran saya agar pembelajaran menjadi lebih baik lagi yaitu baik Guru maupun siswa sebaiknya memberikan hubungan timbal balik yaitu saat Guru memberikan stimulus maka siswa harus memberikan respon.