Minggu, 14 April 2013

Laporan Wawancara Guru


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Kemampuan mengajar merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena mengajar adalah segala upaya untuk memberikan bahan ajar  bagi siswa agar terjadinya proses belajar yang  sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Sebab kurikulum  merupakan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang harus dijalankan. Jadi mengajar itu bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa melainkan banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.
Kurikulum dan proses pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk proses pengajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka proses pengajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Kurikulum sendiri berfungsi sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantar peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat melalui pengajaran yang berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh karena itu, kurikulum dan proses pengajaran juga harus memperhatikan segala aspek yang terdapat pada peserta didik agar relevan dengan tuntutan masyarakat yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.2  TUJUAN
Wawancara ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada guru-guru dan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pedagogi tentang pandangan, motivasi dan filosofi dalam kurikulum serta proses pengajarannya.

BAB 2
HASIL WAWANCARA
2.1 IDENTITAS GURU
NAMA                                       : SMT, S. Pd
USIA                                          : 53 Tahun
INSTANSI                                 : SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun
SERTIFIKASI                            : SUDAH
PENGALAMAN MENGAJAR  : 30 Tahun
GURU PELAJARAN                 : Guru kelas
2.2  KETERANGAN WAWANCARA
Wawancara ini saya lakukan di ruang kelas 1 setelah selesai proses pembelajaran,  wawancara  ini dilakukan pada :
HARI/TANGGAL              : Sabtu, 6 April 2013
TEMPAT                            : SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun
WAKTU                            : 11.30 Wib
2.3 PAPARAN  WAWANCARA
Menurut Ibu, bagaimana sistem pengajaran di SD Kuta Bangun ini?
Baik, karena kita berbanding dengan desa yang lain, desa Kuta Bangun ini berdekatan dengan ibu kota kecamatan dengan sendirinya informasi-informasi tentang kemajuan-kemajuan khususnya pendidikan lebih mudah didapat.
Apakah menurut ibu kurikulum 2013 dapat diterapkan di SD ini?
Kita belum dapat mengatakan bisa atau tidak karena kurikulum 2013 sendiri belum kami terima.
Apa yang mendasari ibu tekun dan semangat mengajar di SD ini?
Saya dari dulu bercita-cita menjadi guru, dengan sendirinya dimanapun saya ditugaskan oleh pemerintah, saya akan tekun daan semangat dalam mengajar.
Bagaimana persiapan ibu dalam menghadapi kurikulum 2013?
Persiapan saya secara khusus tidak ada, namun apabila kurikulum tersebut akan diterapkan saya akan berusaha belajar semaksimal mungkin agar dapat menerapkannya dengan baik.
Menurut Ibu, bagaimana motivasi belajar siswa di SD ini?
Biasa-biasa saja, karena pada umumnya penghasilan orang tua mereka rata-rata bersumber dari hasil pertanian.
Bagaimana cara ibu meningkatkan motivasi belajar siswa setiap harinya?
Kita terus memotivasi siswa-siswi untuk belajar dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan baik.
Bagaimana pandangan ibu tentang filosofi Tut Wuri Handayani dihubungkan dengan semangat ibu dalam mengajar?
Tut Wuri Handayani merupakan istilah atau filosof yang dicetuskan oleh bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara, yanng berarti bahwa mengikuti dan memberikan dorongan motivasi semangat serta moral. Jadi menjadi seorang guru itu saat mengajarkan siswa harus bisa memberikan semangat dan moral yaitu memberikan contoh yang baik khususnya perilaku.
Bagaimana metode ibu dalam mengajar?
Kurikulum yang sebelumnya (2012) memberikan kami fleksibilitas untuk memungkinkan terjadinya perencanaan antara guru dan siswa. Saya sendiri mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran situasioal yaitu metode yang mengikuti perkembangan yang ada.
Menurut ibu, bagaimana cara menerapkan metode tersebut agar menjadi efektif?
Agar metode tersebut menjadi efektif terlebih dahulu guru harus mengerti keadaan sekolah dan keadaan siswanya. Sesuai dengan rencana kurikulum  yang harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar, seperti tujuan konten, aktifitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.

BAB 3
PEMBAHASAN
Pengajaran merupakan senikerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Biasanya pengajaran akan menjadi baik apabila dilakukan selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum. Dimana metode yang digunakan oleh guru dapat membuat siswa menjadi lebih mudah dan efektif. Seperti yang dilakukan oleh Ibu SMT disekolahnya yaitu sistem pengajarannya mengikuti kurikulum yang selalu melibatkan hubungan antar guru dan siswa. Hubungan seperti ini merupakan hubungan dua arah.
Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Di sini juga Ibu SMT menerapkan metode pengajaran situasional, hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut telah menerapkan seni dalam mengajar yang tidak terlepas dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Seperti yang kita ketahuai bahwa pengajar yang cerdas merupakan pengajar yang melaksanakan pembelajaran secara efektif dan dia juga mengetahui tentang bagaimana siswanya dalam belajar. Esensinya guru dapat menggunakan metode apa saja dalam mengajar, asalkan dengan cara itu dia mampu membuat standar dan perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan benar. Disini kurikulum sendiri sangat berperan penting dalam hal menyusun kegiatan pengajaran yaitu mulai dari merencanakan, melaksanakan, menilai, menganalisis hasil, melakukan refleksi, dan membuat tindak lanjut bagi perbuatan pengajaran berikutnya. Dalam proses pengajaran guru harus dapat pula memotivasi siswa untuk belajar. Ibu SMT misalnya, ia memotivasi siswa-siswi untuk belajar dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan baik. Hal ini merupakan keahlian pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu mencakup informasi-informasi tentang pendidikan berupa pengetahuan mengenai materi pembelajaran dan mengikuti atau memiliki perkembangan dan minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual dia dan siswanya. Ibu SMT juga telah menanamkan pofil guru yang diinginkan didalam dirinya  yaitu ia memiliki sifat-sifat spesifik atau keterampilan yang merupakan ciri khas dari seorang guru yang efektif, dia memiliki kepribadian yang asli, tulus dan rendah hati setiap saat seperti saat dia menjawab pertanyaan saya mengenai apa yang mendasarinya untuk tekun dan semangat mengajar di SD Negeri Kuta Bangun. “Saya dari dulu bercita-cita menjadi guru, dengan sendirinya dimanapun saya ditugaskan oleh pemerintah, saya akan tekun dan semangat dalam mengajar” hal ini menunjukkan bahwa dia merupakan guru yang dapat dipercaya dan diandalkan. Serta dia juga memiliki sikap ambisius untuk mecapai prestasi dan berkinerja dengan baik. Hal ini terlihat pada wawancara saya yang berikut ini, bagaimana persiapan ibu dalam menghadapi kurikulum 2013? Persiapan saya secara khusus tidak ada, namun apabila kurikulum tersebut akan diterapkan saya akan berusaha belajar semaksimal mungkin agar dapat menerapkannya dengan baik. Sungguh, ini menunjukkan bahwa ia memiliki harapan dan keyakinan atas standar pribadi yang tinggi serta memiliki semangat untuk berkembang sebagai seorang profesional. Guru yang baik merupakan guru yang mencerminkan komitmen pada pekerjaannya, memiliki rasa kasih sayang pada siswanya, teguh memberikan dukungan kepada siswanya. Seperti semangat ibu SMT dalam pengajaran yang selalu mengajarkan siswa dengan memberikan semangat dan moral berupa contoh yang baik khususnya perilaku. 
BAB 4
KESIMPULAN
  • Ibu SMT melaksanakan sistem pengajaran yang baik yaitu sistem pengajarannya mengikuti kurikulum yang selalu melibatkan hubungan antar guru dan siswa
  •  Ibu SMT juga menerapkan metode pengajaran situasional, hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut telah menerapkan seni dalam mengajar yang tidak terlepas dari pengembangan kurikulum itu sendiri
  •  Ibu SMT merupakan pengajar yang cerdas karena dia melaksanakan pembelajaran secara efektif dan dia juga mengetahui tentang bagaimana siswanya dalam belajar
  • Ibu SMT memotivasi siswa-siswi untuk belajar dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan baik
  • Persiapan ibu SMT dalam menhadapi kurikulum 2013 secara khusus tidak ada, namun apabila kurikulum tersebut akan diterapkan dia akan berusaha belajar semaksimal mungkin agar dapat menerapkannya dengan baik.
  • Pandangan ibu SMT mengenai Tut Wuri Handayani dengan semangatnya dalam mengajar yaitu harus bisa memberikan semangat dan moral yaitu memberikan contoh yang baik khususnya perilaku.

BAB 5
TESTIMONI dan SARAN
5.1 TESTIMONI
Tugas mewawancarai seorang guru ini merupakan tugas yang sangat menyenangkan, sebab tugas ini saya kerjakan pada saat saya sedang pulang kampung ke tanah karo, saya mewawancarai guru di salah satu desa yang dekat dengan kampung saya yaitu desa Kuta Bangun. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya karena ini merupakan tugas individual yang artinya saya harus mengerjakannya secara mandiri. Saya juga cukup puas dengan proses wawancara yang saya lakukan dengan ibu SMT, beliau telah memberikan saya banyak informasi-informasi penting. Jika tidak ada tugas ini mungkin saya tidak akan pernah mendapatkannya dan tugas ini juga membuat saya menjadi memiliki wawasan lebih mengenai pedagogi itu sendiri karena dalam proses pengerjaan tugas ini saya harus membaca seluruh isi buku Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi agar laporan yang dihasilkan baik.

5.2 SARAN
Saya menyadari bahwa laporan wawancara saya jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan saya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya tunggu.
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat saya berikan berhubungan dengan tugas mewawancarai guru :
  • Persiapkan secara sistematis terlebih dahulu semua persiapan untuk kegiatan mewawancari guru agar dapat menghasilkan laporan kegiatan dengan baik
  • Wawancara juga harus dilakukan dengan perasaan senang supaya orang yang kita wawancari pun tertular dengan perasaan positif kita
  • Baiknya pada saat wawancara berlangsung kita harus bersikap serius tetapi santai agar orang yang kita wawancarai merasa dihargai, karena tujuan kita untuk mewawancaranya adalah untuk mendapatkan informasi dan dapat mengambil pelajaran berharga dari mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. & Khairil. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta
Junaidi. “Pengertian Mengajar”. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/pengertian-mengajar.html (diakses pada 13 April 2013)
Khoirot, Fastabiqul. “Pengembangan Guru dalam Pengembangan Kurikulum” http://blog.uin-malang.ac.id/ansur/2011/06/10/peranan-guru-dalam pengembangan/ (diakses pada 13 April 2013)

LAMPIRAN

 
Keadaan sekolah SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun

 
Bersama ibu SMT di depan kantor kepala sekolah SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun

Wawancara dilakukan dikelas 1 setelah proses pembelajaran selesai
Bersama ibu SMT di SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun