Lisa Chairani 10-015
Juannita Sari Br. Tarigan 10-019
Christian Yosie 10-099
Christin Siahaan 10-107
Berikut merupakan hasil diskusi kelompok kami terhadap Bab 2 Teori-teori Belajar Awal.
TEORI BELAJAR AWAL
Pengkondisan Klasik dan Koneksionisme
Di awal abad ke-20, displin psikologi yang baru
terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan
tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respons menjadi perspektif
dominan. asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati
adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhanan dari
perilaku dan proses belajar adalah perubahan behavioral.
Pengkondisian refleks dalam eksperimen Bekheterev dan Pavlov merefleksikan
asumsi ini dan mendemonstrasikan bahwa relasi natural antara stimulus dan
refleks yang terasiosasikan dapat diubah. riset ini memuat asumsi bahwa
sebab-sebab dari perilaku yang kompleks akan dapat diungkap.
Melatih
Refleks untuk merespons stimulus baru membutuhkan pemaangan berulang kali
anatar stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks.
Sebagai hasilnya, stimulus yang dikondisikan (CS) akan menimbulkan respons yang
dikondisikan (CR). Ini disebut pengkondisian klasik. Model ini menjelaskan
respon hewan terhadap petunjuk atau isyarat yang diasosiasikan dengan bahaya
dan identifikasi metode untuk menghadapi reaksi maladaptif paa hewan dan
manusia. Selain itu, model ini menjelaskan perkembangan conditional
compensatory responses (CCRs) terhadap petunjuk ebelum pemberian obat dalam
latar yang biasa untuk pemberian obat. Fenomena ini menjelaskan toleransi pbat
dan overdosis obat.
contoh pengkondisian klasik
Relasi Pra-Eksperimental
(“Alamiah”)
|
Percobaan Eksperimental
|
Relasi Pasca-eksperimental (Dikondisikan)
|
|||
Unconditioned Stimulus (UCS)
|
Respons Refleks (UCR)
|
Stimuli yang dipasangkan
|
Respons Refleks
|
Conditioned Stimulus (CS)
|
Conditioned Reflex (CR)
|
Makanan
|
Salivasi
( keluarnya air liur )
|
Makanan Suara garpu
|
Salivasi
|
Suara garpu
|
Salvias
|
Tiupan angin
|
Kedipan Mata
|
Tiupan angin Cahaya terang
|
Kedipan mata
|
Cahaya terang
|
Kedipan mata
|
Setrum listrik
|
Retraksi Jari
|
Setrum Pengaget
|
Retraksi jari
|
Pengaget
|
Retraksi jari
|
Koneksionisme Edward Thorndike
Riset Thorndike terhadap hewan adalah meneliti
perilaku mandiri hewan, bukan reaksi refleksnya. Setelah melihat makin cepatnya
hewan berhsil mencapai makanan, dia menyimpulkan bahwa respons yang tepat
"tertanam" melalui asosiasi dengan akses ke makanan, yakni suatu
keadaan yang memuaskan (hukum efek). Risetnya tentang transfer belajar
mengindikasikan bahwa training pada tugas tertentu hanya memfasilitasi
belajar pada tugas yang sama, dan bahwa mata pelajaran sekolah yang sulit tiak
berfungsi sebagai latihan mental untuk memperkaya keterampilan berpikir.
Dua
pendekatan belajar lainnya, yang diseut teori S-R, dikembangkan oleh Clark Hull
dan Edwin Guthrie. Hull mendeskripsikan penguatan sebagai pemenuhan kebutuhan
biologis dan Guthrie mengidintifikasikan prinsip belajar tunggal, asosisi atau
kontiguitas dari stimulus dn respons.
Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt memberi kontribusi beberapa konsep
untuk memahami pemecahan masalah. Mungkin yang paling terkenal adalah konsep
pemahaman (wawaan), yang melibatkan reorganisasi persepsi seseorang untuk
"melihat" solusi. Analisis kontemporer mengindikasikan bahwa
pemahaman kreatif pada masalah baru memerlukan kerja keras dan riset, periode
inkubasi, momen wawasan dan pengkajian lebih lanjut. Dalam kehidupan
sehari-hari, wawasan terhadap masalah mungkin diperoleh lewat pengaturan
kembali beberapa aspek dari persoalan, elaborasi, dan relaksasi pembatas.
Kontribusi
lain dari psikologi Gestalt adalah pembedaan or Wurtheimer atas belajar arbitrer
(tanpa makna) dan belajar bermakna dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pemecahan masalah. Di dalamnya, pengidentifikasian masalah untuk menyusun
solusi yang meiliki nilai fungsional, peran penemuan pemecahan masalah
yang bermakna dengan panduan dan menghindari pemabatasan pemecahan masalah.
Hal-hal yang membatasi itu antara lain adalah kekakuan fungsional, yakni
ketidakmampuan untuk melihat elemen-elemen dari masalah dengan cara baru, dan
bellengu masalah yakni kekakuan dalam memecahkan masalah. Perkembangan lainnya
adalah aplikasi konsep Gestalt ke formasi kelompok sosial dan motivasi serta
konsep belajar laten. Jadi
perbandingan antara teori Behaviorisme dan Psikologi Gestalt adalah cara
pandang filosofis tentang belajar dalam hal identifikasi prinsip yang dapat
diuji, pengandalan pada observasi untuk verifikasi, dan aplikasi prinsip ke
situasi yang nyata. Kedua teori ini mengilustrasikan perkembangan pengetahuan
melalui pengukuran yang akurat dan riset dalam kondisi yang terkontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar