BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemampuan
mengajar merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena mengajar adalah segala upaya untuk memberikan bahan ajar bagi siswa agar terjadinya proses belajar
yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang
telah ditetapkan. Sebab kurikulum
merupakan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang harus
dijalankan. Jadi mengajar itu bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dari
guru kepada siswa melainkan banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh
peserta didiknya.
Kurikulum
dan proses pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai
suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak
diimplementasikan dalam bentuk proses pengajaran. Demikian juga sebaliknya,
tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka proses pengajaran tidak akan
berlangsung secara efektif. Kurikulum sendiri berfungsi sebagai suatu alat dan
pedoman untuk mengantar peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita
masyarakat melalui pengajaran yang berfungsi untuk mengembangkan seluruh
potensi yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh
karena itu, kurikulum dan proses pengajaran juga harus memperhatikan segala
aspek yang terdapat pada peserta didik agar relevan dengan tuntutan masyarakat
yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.2 TUJUAN
Wawancara ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
secara konferhensif kepada guru-guru dan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
pedagogi tentang pandangan, motivasi dan filosofi dalam kurikulum serta proses
pengajarannya.
BAB 2
HASIL
WAWANCARA
2.1
IDENTITAS GURU
NAMA :
SMT, S. Pd
USIA :
53 Tahun
INSTANSI :
SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun
SERTIFIKASI :
SUDAH
PENGALAMAN MENGAJAR : 30 Tahun
GURU PELAJARAN :
Guru kelas
2.2 KETERANGAN WAWANCARA
Wawancara ini saya lakukan di ruang
kelas 1 setelah selesai proses pembelajaran,
wawancara ini dilakukan pada :
HARI/TANGGAL :
Sabtu, 6 April 2013
TEMPAT :
SD Negeri No. 046578 Kuta Bangun
WAKTU :
11.30 Wib
2.3 PAPARAN WAWANCARA
Menurut Ibu,
bagaimana sistem pengajaran di SD Kuta Bangun ini?
Baik, karena kita berbanding dengan
desa yang lain, desa Kuta Bangun ini berdekatan dengan ibu kota kecamatan
dengan sendirinya informasi-informasi tentang kemajuan-kemajuan khususnya
pendidikan lebih mudah didapat.
Apakah
menurut ibu kurikulum 2013 dapat diterapkan di SD ini?
Kita belum dapat mengatakan bisa
atau tidak karena kurikulum 2013 sendiri belum kami terima.
Apa yang
mendasari ibu tekun dan semangat mengajar di SD ini?
Saya dari dulu bercita-cita menjadi
guru, dengan sendirinya dimanapun saya ditugaskan oleh pemerintah, saya akan
tekun daan semangat dalam mengajar.
Bagaimana
persiapan ibu dalam menghadapi kurikulum 2013?
Persiapan saya secara khusus tidak
ada, namun apabila kurikulum tersebut akan diterapkan saya akan berusaha
belajar semaksimal mungkin agar dapat menerapkannya dengan baik.
Menurut Ibu,
bagaimana motivasi belajar siswa di SD ini?
Biasa-biasa saja, karena pada
umumnya penghasilan orang tua mereka rata-rata bersumber dari hasil pertanian.
Bagaimana
cara ibu meningkatkan motivasi belajar siswa setiap harinya?
Kita terus memotivasi siswa-siswi untuk
belajar dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan
baik.
Bagaimana
pandangan ibu tentang filosofi Tut Wuri Handayani dihubungkan dengan semangat
ibu dalam mengajar?
Tut Wuri Handayani merupakan istilah
atau filosof yang dicetuskan oleh bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar
Dewantara, yanng berarti bahwa mengikuti dan memberikan dorongan motivasi semangat serta moral. Jadi
menjadi seorang guru itu saat mengajarkan siswa harus bisa memberikan semangat
dan moral yaitu memberikan contoh yang baik khususnya perilaku.
Bagaimana metode ibu dalam
mengajar?
Kurikulum
yang sebelumnya (2012) memberikan kami fleksibilitas untuk memungkinkan
terjadinya perencanaan antara guru dan siswa. Saya sendiri mengajar dengan
menggunakan metode pembelajaran situasioal yaitu metode yang mengikuti
perkembangan yang ada.
Menurut ibu, bagaimana cara
menerapkan metode tersebut agar menjadi efektif?
Agar
metode tersebut menjadi efektif terlebih dahulu guru harus mengerti keadaan
sekolah dan keadaan siswanya. Sesuai dengan rencana kurikulum yang harus menyiapkan semua aspek situasi
belajar mengajar, seperti tujuan konten, aktifitas, sumber, alat pengukuran,
penjadwalan, dan fasilitas yang menunjang.
BAB
3
PEMBAHASAN
Pengajaran merupakan senikerjasama antara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Biasanya pengajaran akan menjadi baik
apabila dilakukan selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum. Dimana metode
yang digunakan oleh guru dapat membuat siswa menjadi lebih mudah dan efektif.
Seperti yang dilakukan oleh Ibu SMT disekolahnya yaitu sistem pengajarannya
mengikuti kurikulum yang selalu melibatkan hubungan antar guru dan siswa.
Hubungan seperti ini merupakan hubungan dua arah.
Guru memberikan dan siswa menerima
bantuan dan bimbingan. Di sini juga Ibu SMT menerapkan metode pengajaran
situasional, hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut telah menerapkan seni dalam
mengajar yang tidak terlepas dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Seperti
yang kita ketahuai bahwa pengajar yang cerdas merupakan pengajar yang
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan dia juga mengetahui tentang
bagaimana siswanya dalam belajar. Esensinya guru dapat menggunakan metode apa
saja dalam mengajar, asalkan dengan cara itu dia mampu membuat standar dan
perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan benar.
Disini kurikulum sendiri sangat berperan penting dalam hal menyusun kegiatan
pengajaran yaitu mulai dari merencanakan, melaksanakan, menilai, menganalisis hasil,
melakukan refleksi, dan membuat tindak lanjut bagi perbuatan pengajaran
berikutnya. Dalam proses pengajaran guru harus dapat pula memotivasi siswa
untuk belajar. Ibu SMT misalnya, ia memotivasi siswa-siswi untuk belajar
dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan baik. Hal
ini merupakan keahlian pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu
mencakup informasi-informasi tentang pendidikan berupa pengetahuan mengenai
materi pembelajaran dan mengikuti atau memiliki perkembangan dan minat yang
kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual dia dan
siswanya. Ibu SMT juga telah menanamkan pofil guru yang diinginkan didalam
dirinya yaitu ia memiliki sifat-sifat
spesifik atau keterampilan yang merupakan ciri khas dari seorang guru yang
efektif, dia memiliki kepribadian yang asli, tulus dan rendah hati setiap saat
seperti saat dia menjawab pertanyaan saya mengenai apa yang mendasarinya untuk
tekun dan semangat mengajar di SD Negeri Kuta Bangun. “Saya dari dulu bercita-cita menjadi guru, dengan sendirinya dimanapun
saya ditugaskan oleh pemerintah, saya akan tekun dan semangat dalam mengajar” hal
ini menunjukkan bahwa dia merupakan guru yang dapat dipercaya dan diandalkan.
Serta dia juga memiliki sikap ambisius untuk mecapai prestasi dan berkinerja
dengan baik. Hal ini terlihat pada wawancara saya yang berikut ini, bagaimana
persiapan ibu dalam menghadapi kurikulum 2013? Persiapan saya secara khusus tidak ada, namun apabila kurikulum
tersebut akan diterapkan saya akan berusaha belajar semaksimal mungkin agar
dapat menerapkannya dengan baik. Sungguh, ini menunjukkan bahwa ia memiliki
harapan dan keyakinan atas standar pribadi yang tinggi serta memiliki semangat
untuk berkembang sebagai seorang profesional. Guru yang baik merupakan guru
yang mencerminkan komitmen pada pekerjaannya, memiliki rasa kasih sayang pada
siswanya, teguh memberikan dukungan kepada siswanya. Seperti semangat ibu SMT
dalam pengajaran yang selalu mengajarkan siswa dengan memberikan
semangat dan moral berupa contoh yang baik khususnya perilaku.
BAB
4
KESIMPULAN
- Ibu SMT melaksanakan sistem pengajaran yang baik yaitu sistem pengajarannya mengikuti kurikulum yang selalu melibatkan hubungan antar guru dan siswa
- Ibu SMT juga menerapkan metode pengajaran situasional, hal ini menunjukkan bahwa ibu tersebut telah menerapkan seni dalam mengajar yang tidak terlepas dari pengembangan kurikulum itu sendiri
- Ibu SMT merupakan pengajar yang cerdas karena dia melaksanakan pembelajaran secara efektif dan dia juga mengetahui tentang bagaimana siswanya dalam belajar
- Ibu SMT memotivasi siswa-siswi untuk belajar dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pendidikan dengan baik
- Persiapan ibu SMT dalam menhadapi kurikulum 2013 secara khusus tidak ada, namun apabila kurikulum tersebut akan diterapkan dia akan berusaha belajar semaksimal mungkin agar dapat menerapkannya dengan baik.
- Pandangan ibu SMT mengenai Tut Wuri Handayani dengan semangatnya dalam mengajar yaitu harus bisa memberikan semangat dan moral yaitu memberikan contoh yang baik khususnya perilaku.
BAB
5
TESTIMONI
dan SARAN
5.1
TESTIMONI
Tugas mewawancarai seorang guru ini merupakan tugas
yang sangat menyenangkan, sebab tugas ini saya kerjakan pada saat saya sedang
pulang kampung ke tanah karo, saya mewawancarai guru di salah satu desa yang
dekat dengan kampung saya yaitu desa Kuta Bangun. Hal ini merupakan pengalaman
yang sangat berharga bagi saya karena ini merupakan tugas individual yang
artinya saya harus mengerjakannya secara mandiri. Saya juga cukup puas dengan
proses wawancara yang saya lakukan dengan ibu SMT, beliau telah memberikan saya
banyak informasi-informasi penting. Jika tidak ada tugas ini mungkin saya tidak
akan pernah mendapatkannya dan tugas ini juga membuat saya menjadi memiliki
wawasan lebih mengenai pedagogi itu sendiri karena dalam proses pengerjaan
tugas ini saya harus membaca seluruh isi buku Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi agar laporan yang dihasilkan baik.
5.2
SARAN
Saya
menyadari bahwa laporan wawancara saya jauh dari kata sempurna, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan saya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat saya tunggu.
Berikut
merupakan beberapa saran yang dapat saya berikan berhubungan dengan tugas
mewawancarai guru :
- Persiapkan secara sistematis terlebih dahulu semua persiapan untuk kegiatan mewawancari guru agar dapat menghasilkan laporan kegiatan dengan baik
- Wawancara juga harus dilakukan dengan perasaan senang supaya orang yang kita wawancari pun tertular dengan perasaan positif kita
- Baiknya pada saat wawancara berlangsung kita harus bersikap serius tetapi santai agar orang yang kita wawancarai merasa dihargai, karena tujuan kita untuk mewawancaranya adalah untuk mendapatkan informasi dan dapat mengambil pelajaran berharga dari mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. & Khairil. 2010. Pedagogi,
Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta
Junaidi. “Pengertian Mengajar”. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/pengertian-mengajar.html
(diakses pada 13 April 2013)
Khoirot, Fastabiqul. “Pengembangan Guru
dalam Pengembangan Kurikulum” http://blog.uin-malang.ac.id/ansur/2011/06/10/peranan-guru-dalam
pengembangan/ (diakses pada 13 April 2013)
LAMPIRAN
Keadaan
sekolah SD Negeri No.
046578 Kuta Bangun
Bersama
ibu SMT di depan kantor kepala sekolah SD Negeri No.
046578 Kuta Bangun
Wawancara
dilakukan dikelas 1 setelah proses pembelajaran selesai
Bersama
ibu SMT di SD Negeri No.
046578 Kuta Bangun